PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN INDUKTIF
UNTUK MENINGKATAKAN
PEMAHAMAN SISWA
PADA MATA PELAJARAN
IPA KELAS IV DI SDI PERUMNAS ANTANG II
KECAMATAN MANGGALA
Oleh
:
JUMIATI,
S. Pd
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini. Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Induktif
pada Mata Pelajaran Sains Kelas IV di Sekolah Dasar Sebagai Sarana Meningkatkan
Kualitas Belajar Mengajar di Kelas” disusun berdasarkan hasil uji coba I
dan uji coba 2 yang dilaksanakan di SDI PERUMNAS ANTANG II.
Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, penulis banyak
mendapatkan dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungannya.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki,
penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan
saran guna penyempurnaan karya tulis ini sangat diharapkan, dan semoga Allah
SWT memberikan kebahagiaan kepada kita semua. Semoga karya tulis ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
Makassar,
September 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ii
HALAMAN PUBLIKASI
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penelitian
3
D. Manfaat Penelitian
4
E. Pembatasan Penelitian
5
F. Penjelasan Istilah
5
BAB II : KAJIAN
PUSTAKA
A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
6
B. Model Induktif
7
C. Teori Belajar Konstruktivis yang
Melandasi Model Induktif
8
D. Model Induktif Menekankan pada
Ketrampilan Berfikir Siswa
8
E. Materi Bagian-bagian Tumbuhan
9
F. Kerangka Berpikir
10
BAB III : METODE
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
12
B. Subyek Penelitian
12
C. Rancangan Penelitian
12
D. Teknik Pengumpulan Data
14
E. Teknik Analisa Data
15
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Hasil Pembangunan Perangkat
Pembelajaran
18
B. Hasil Implementasi Perangkat
Pembelajaran
19
1. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
20
2. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
20
3.
Keterlaksanaan Pembelajaran dengan
Menerapkan Model Induktif
21
4. Pengelolaan Pembelajaran dalam
Menerapkan Model Induktif
21
5. Respon Siswa Terhadap Kegiatan
Pembelajaran dan Perangkat
22
6. Respon Guru Mitra
22
7. Tes Hasil Belajar
23
BAB V : SIMPULAN
DAN
SARAN
A. Simpulan
25
B. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Mempelajari sains, anak tidak hanya dituntut menguasai
produk sains saja tapi juga diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses
dan sikap ilmiah siswa SD. Hal ini juga sesuai dengan tujaun pengajaran sains
di SD dalam Kurikulum 2004, yaitu :
1)
Menanamkan pengetahuan dan
konsep-konsep sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
2)
Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap
positif terhadap sains dan teknologi.
3)
Mengembangkan keterampilan proses
untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
4)
Ikut serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
5)
Mengembangkan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi,
dan masyarakat.
6)
Menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan (Diknas, 2004: 6).
Pembelajaran sains menurut Kurikulum 2004 juga harus
mengikuti rambu-rambu berikut ini :
1.
Pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran sains berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan
apa yang akan dipelajari ke bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman
belajar siswa.
2.
Pemberian pengalaman belajar secara
langsung sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah.
3.
Pembelajaran sains dapat dilakukan
melalui berbagai kegiatan seperti pengamatan, pengujian atau penelitian,
diskusi, penggalian informasi mandiri melalui tugas baca, wawancara nara
sumber, simulasi atau bermain peran, nyanyian, demonstrasi atau peragaan model.
Sesuai dengan Kurikulum 2004, model pembelajara yang
dikembangkan dalam pembelajaran sains adalah model pembelajaran induktif yang
diimplementasikan di kelas IV SD dengan materi pokok Bagian-bagian Tumbuhan.
Model induktif adalah strategi yang langsung dan membantu
mendorong siswa mengembangkan kemampuan berpikir. Model ini efektif untuk
mendorong keikutsertaan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan juga dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar (Eggen dan kauchak,
1996: 59).
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas, dalam
penelitian ini diajukan rumusan masalah: Apakah penerapan model induktif dalam
pembelajaran sains yang dipandu dengan perangkat pembelajaran dapat
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar saind di SD? Untuk menjawab permasalahan
penelitian tersebut, ada beberapa hal yang mendukung yaitu :
1. Bagaimana aktivitas guru dan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar sains di SD dengan menggunakan model induktif
yang dipandu perangkat pembelajaran dengan materi pokok Bagian-bagian Tumbuhan?
2.
Apakah model pembelajaran induktif
dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses siswa SD?
3.
Bagaimana hasil belajar siswa pada
pembelajaran sains SD dengan model induktif yang dipandu perangkat pembelajaran
dengan materi pokok Bagian-bagian Tumbuhan?
4.
Bagaimana kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang
berorientasi pada model induktif dengan materi pokok Bagian-bagian Tumbuhan?
5.
Bagaimana keterlaksanaan proses
belajar mengajar sains di SD dengan menggunakan model induktif yang dipandu
perangkat pembelajaran dengan materi pokok Bagian-bagian Tumbuhan?
6.
Bagaimana respon guru mitra dan
siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model induktif yang
dipandu dengan perangkat pembelajaran?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah
mengembangkan perangkat pembelajaran sains SD model induktif dan untuk
mengetahui penerapan model induktif dalam pembelajaran sains dapat meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar sains di SD. Tujuan tersebut dijabarkan secara
jelas dalam tujuan khusus di bawah ini.
1.
Mengembangkan perangkat pembelajaran
sains.
2.
Untuk mengetahui aktivitas guru dan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar sains dengan menggunakan model induktif.
3.
Untuk mengetahui ketrampilan proses
yang dikembangkan melalui pembelajaran sains dengan menerapkan model induktif.
4.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada pembelajaran sains dengan model induktif.
5.
Untuk mendeskripsikan kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang
berorientasi pada model induktif.
6.
Untuk mengetahui keterlaksanaan
proses belajar mengajar sains di SDN Sentul 1 dengan menggunakan model
induktif.
D.
Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat
diperoleh manfaat seperti berikut ini.
1.
Dihasilkan perangkat pembelajaran
sains model induktif yang terdiri atas, Rencana Pembelajaran, Buku Siswa, Buku
Kegiatan Siswa, Tes Keterampilan Proses, dan Tes Produk yang dapat digunakan
langsung oleh guru untuk mengajar topik yang sama.
2.
Jika model induktif dapat digunakan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sains, maka model ini dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif pembelajaran sains di SD.
3.
Memberi kemudahan bagi guru SD dalam
mengajar sains dengan ketersediaan perangkat pembelajaran.
E.
Pembatasan Penelitian
Mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti dalam hal
biaya, waktu, dan kemampuan, maka pelaksanaan penelitian ini dibatasi seperti
berikut.
1.
Mata pelajaran yang diteliti adalah
sains di SD kelas IV Semester 2 dalam pokok bahasan Bagian-Bagian Tumbuhan.
2.
Siswa yang dijadikan subyek
penelitian adalah siswa kelas IV SDN Sentul I Kecamatan Tembelang Kabupaten
Jombang.
3.
Penelitian ini dilakukan pada
Semester 2 tahun pelajaran 2004/2005, uji coba I dilaksanakan sebanyak 3 kali
pertemuan mulai tanggal 5-13 April, sedangkan uji coba 2 dilaksanakan sebanyak
3 kali pertemuan mulai tanggal 2-10 Juni 2005.
F.
Penjelasan Istilah
Pembelajaran model induktif adalah
suatu kegiatan belajar mengajar yang dimulai dari fakta/data yang selanjutnya
diproses menjadi konsep, prinsip.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar
Menurut Kurikulum 2004, dalam
pembelajaran sains pemberian pengalaman langsung sangat ditekankan melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan
untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah (Diknas, 2003).
Berikut ini akan dibahas beberapa keterampilan proses dasar
yang akan dikembangkan dalam penelitian ini.
1.
Observasi
Observasi merupakan proses pengumpulan informasi dengan
menggunakan semua indera atau menggunakan alat untuk membantu indera (Iskandar,
1996/1997).
2.
Mencatat Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi selanjutnya dicatat
dalam tabel pengamatan. Pencatatan data diorganisasi dengan baik serta
dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu agar mudah dibaca dan
diinterpretasikan. Data yang diperoleh harus objektif sesuai dengan kenyataan
dan akurat.
3.
Mengklasifikasikan
Mengklasifikasi adalah mengatur atau menyusun atau
mendistribusikan obyek-obyek, kejadian atau informasi ke dalam golongan atau
kelas dengan menggunakan cara tertentu atau sistem tertentu (Iskandar,
1996/1997).
4.
Prediksi
Memprediksi dapat diartikan sebagai
pengantisipasian atau membuat perkiraan/ramalan tentang segala hal yang akan
terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan pada pola atau
kecenderungan tertentu, atau berdasarkan keterhubungan antara fakta, konsep,
dan prinsip-prinsip dalam ilmu pengetahuan alam.
5.
Kesimpulan
Membuat kesimpulan dapat diartikan
sebagai suatu keterampilan untuk memuluskan keadaan suatu obyek, atau peristiwa
berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.
6.
Mengkomunikasi
Pengkomunikasian di Sekolah Dasar
berarti mencatat data yang didapat sebagai hasil eksperimen dalam bentuk yang
difahami oleh orang-orang (Iskandar, 1996/1997: 57)
B.
Model Induktif
Model induktif merupakan salah satu
model pembelajaran yang berdasarkan prinsip konstruktivisme, yaitu suatu pandangan
yang menyatakan bahwa siswa membangun pemahaman mereka sendiri tentang segala
sesuatu. Secara garis besar, prinsip konstruktivis adalah (1) pengetahuan
dibangun oleh siswa sendiri, baik secara individu maupun sosial, (2)
pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan
keaktifan siswa sendiri untuk menalar, (3) siswa aktif mengkonstruksi terus
menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih
rinci, lengkap serta sesuai dengan konsep ilmiah, (4) guru hanya sekedar
membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan
mulus (Suparno, 1997: 49).
C.
Teori Belajar Konstruktivis yang
Melandasi Model Induktif
Para ahli konstruktivis menyatakan
bahwa belajar melibatkan konstruksi pengetahuan saat pengalaman baru diberi
makna oleh pengetahuan terdahulu. Secara garis besar prinsip-prinsip
konstruktivis adalah :
1)
Pengetahuan dibangun oleh siswa
sendiri baik secara individu maupun sosial;
2)
pengetahuan tidak dapat dipindahkan
dari guru ke siswa, kecuali dengan keaktifan siswa sendiri untuk menalar;
3)
siswa aktif mengkonstruksi terus
menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih
rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah;
4)
guru sekedar membantu menyediakan
sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus. (Suparno, 1997:
49)
Dengan
demikian teori konstruktivis menekankan pada penyusunan secara aktif
pengetahuan oleh siswa sendiri.
D.
Model Induktif Menekankan pada
Keterampilan Berpikir Siswa
Salah satu tujuan digunakannya model
induktif dalam pembelajaran adalah untuk mengembangkan keterampilan berpikir
siswa. Dalam setiap pengajaran, guru menyarankan siswa mereka berpikir dengan
cara seperti berikut:
1.
Guru dalam mengajar menekankan
perbandingan, ini salah satu yang terpenting dan fundamental dalam keterampilan
berpikir.
2.
Meminta siswa untuk
mengidentifikasikan sifat-sifat objek secara verbal, menyatakan hukum atau
aturan, menemukan pola dan generalisasi.
3.
Dalam setiap kasus, siswa dituntut
untuk menggunakan informasi yang mereka ketahui dalam konteks realistis.
E.
Materi Bagian-bagian Tumbuhan
Tumbuhan mempunyai tiga
bagian-bagian pokok yaitu akar, batang, daun dan bagian yang merupakan
modifikasi dari bagian pokok misalnya kuncup dan bunga (Tjitrosoepomo, 2000:
4).
1.
Akar
Akar merupakan bagian pokok dari
tumbuhan yang berada di dalam tanah. Pada umumnya akar mempunyai ciri-ciri
antara lain tidak berbuku-buku, berwarna keputihan atau kekuningan, dan
bentuknya meruncing. Bagian-bagian akar terdiri atas leher akar, batang akar,
ujung akar, cabang akar, serabut akar, bulu akar dan tudung akar
(Tjitrosoepomo, 2000: 91)
2.
Batang
Menurut Tjitrosoepomo (2000: 79)
batang mempunyai bentuk yang bervariasi antara lain bulat, bersegi, dan pipih.
Sedangkan permukaan batang ada yang licin, berusuk, beralur, bersayap,
berambut, berduri, memperlihatkan bekas daun, memperlihatkan bekas daun
penumpu, memperlihatkan banyak lenti sel, dan lepasnya kerak (kulit yang mati).
Batang ada yang bercabang dan ada yang tidak bercabang.
3.
Daun
Daun merupakan bagian dari tumbuhan yang berperan dalam
proses pembentukan makanan dan oksigen melalui proses fotosintesis.
Daun tumbuhan bervariasi dalam bentuk, ukuran, struktur dan
warnanya, tetapi pada umumnya berbentuk tipis, lebar, dan berwarna hijau. Daun
lengkap mempunyai bagian-bagian antara lain pelepah daun, tangkai daun, dan
helai daun. Tetapi tidak semua daun mempunyai bagian-bagian tersebut.
(Tjitrosoepomo, 2000: 11)
4.
Bunga
Bunga lengkap mempunyai bagian-bagian benang sari, putik,
mahkota bunga, dan kelopak bunga. Benang sari merupakan alat perkembangbiakan
jantan pada bunga yang tersusun atas tangkai sari dan kepala sari. Putik
merupakan alat perkembangbiakan betina yang tersusun atas kepala putik, tangkai
putik, dan ovarium yang menghasilkan ovum. Benang sari dan putik merupakan
bagian utama dari bunga.
F.
Kerangka Berpikir
Belajar merupakan suatu aktivitas
yang menghasilkan perubahan tingkah laku dari pembelajar baik aktual maupun
potensial. Sedangkan mengajar merupakan suatu proses pengaturan dan
pengorganisasian lingkungan sekitar siswa yang dapat mendorong dan menumbuhkan
minat siswa untuk belajar. Model induktif merupakan suatu model pembelajaran
yang berdasarkan prinsip konstruktivisme, yaitu suatu pandangan yang menyatakan
bahwa siswa membangun pemahaman mereka sendiri tentang segala sesuatu.
Penerapan model pembelajaran induktif dalam pelajaran sains,
akan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran karena selama proses
pembelajaran siswa dituntut untuk melakukan pengamatan terhadap contoh-contoh
yang diberikan oleh guru untuk menemukan karakteristik dari suatu konsep,
mencatat data hasil pengamatan, mendiskusikan hasil pengamatan sampai diperoleh
suatu simpulan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam kegiatan penelitian ini
dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran sains SD kelas IV dengan materi
pokok Bagian-Bagian Tumbuhan yang berorientasi pada model induktif. Karena
melakukan pengembangan perangkat pembelajaran, maka penelitian ini termasuk
jenis penelitian pengembangan.
B.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam kegiatan uji
coba perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah siswa kelas IV SDN Sentul
I Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang.
C.
Rancangan Penelitian
Pengembangan perangkat pembelajaran sains SD yang
berorientasi model induktif dengan menggunakan proses pengembangan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari 4 tahap, yaitu : pendefinisian, perancangan,
pengembangan dan penyebaran. Tetapi dalam penelitian ini rancangan penelitian
hanya sampai pada tahap pengembangan belum sampai ke penyebaran.
1.
Tahap Pendefinisian
Tujuan dari tahap ini adalah untuk
menentukan kebutuhan dari penyajian. Ada lima langkah, yaitu :
a.
Analisis Kebutuhan
Dalam
Kurikulum 2004, pada materi pokok Bagian-Bagian Tumbuhan mengacu pada
kompetensi dan hasil belajar.
b.
Analisis Siswa
Siswa
kelas IV Pakel III Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang, usianya berkisar antara
9-10 tahun yang berarti perkembangan kognitifnya berada dalam tahap operasional
kongkret, sehingga dalam kegiatan pembelajaran guru harus menyediakan
benda-benda kongkret yang dapat membantu anak memahami sesuatu yang abstrak.
c.
Analisis Tugas
Analisis
tugas bertujuan untuk menentukan keterampilan atau pengetahuan terstruktur yang
ingin diajarkan. Analisis juga meliputi kegiatan analisis struktur isi,
analisis prosedural, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan
perumusan tujuan pembelajaran.
2.
Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan prototip perangkat pembelajaran melalui
beberapa tahap, antara lain :
a.
Penyusunan Tes
Dalam
penelitian ini, penilaian yang dilakukan dengan menggunakan tes produk dan tes
proses. Tes produk disusun dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa
dan tes proses dikembangkan untuk mengetahui penguasaan keterampilan proses
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran sains SD dengan menerapkan model
pembelajaran induktif.
b.
Pemilihan Media
Media
pembelajaran merupakan salah satu komponen yang turut serta menentukan
keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Sumber belajar dipilih atau
disiapkan dengan baik akan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan pembelajaran.
c.
Pemilihan format
Mencakup
format untuk merancang isi dan sumber belajar, dan format pemilihan strategi
pembelajaran.
3.
Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan bertujuan untuk
menghasilkan perangkat pembelajaran dan instrumen yang sudah direvisi
berdasarkan masukan dari pakar.
D.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian
ini digunakan beberapa teknik, yaitu:
1.
Pemberian tes
2.
Pemberian tes keterampilan proses
3.
Pengamatan kelas
4.
Pengisian angket
E.
Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Analisis data hasil pengamatan kelas
Data tentang aktivitas guru dan
siswa dalam pembelajaran dianalisis dengan menghitung frekwensi dan persentase
masing-masing aktivitas yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar yang
dihitung dengan rumus :
Keterangan
:
A
: Aktivitas tertentu yang dilakukan oleh guru atau siswa
T : Keseluruhan aktivitas yang
dilakukan guru atau siswa dalam pembelajaran berlangsung.
2.
Analisis data respon guru mitra dan
siswa
Data respon guru mitra dan siswa terhadap pelaksanaan KBM
dan perangkat pembelajaran dianalisis dengan menghitung frekwensi dan
persentase masing-masing butir jawaban guru mitra dan siswa untuk tiap-tiap
pertanyaan yang diajukan dalam angket.
3.
Hasil belajar siswa
Analisa data hasil belajar siswa
dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Belajar siswa secara
individu atau klasikal dikatakan tuntas bila proporsi jawaban benar siswa (p)
lebih besar atau sama dengan 0,75 (Diknas, 2003).
a.
Proporsi individu
Proporsi
yang diperoleh setiap individu dihitung dengan menggunakan rumus :
p
individu =
b.
Proporsi Indikator
Proporsi
indikator (p) yang menunjukkan suatu ketercapaian indikator dalam pembelajaran
dihitung dengan menggunakan rumus (Diknas, 2003):
p
indikator =
Keterangan
:
B
: Jumlah siswa yang menjawab benar
T
: Jumlah seluruh siswa
c.
Ketuntasan secara klasikal
Ketuntasan
secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus :
Ketuntasan
Klasikal =
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam uji coba 1 yang dilaksanakan di kelas IV SDN Pakel III
Barengn Jombang, peneliti bertindak sebagai guru pada implementasi RP 1 dan RP
2, sedangkan RP 3 dilaksanakan oleh guru mitra. Sebelum pelaksanaan
pembelajaran RP 1, siswa diberi pretes yang terdiri atas tes produk dan tes
keterampilan proses (pengamatan, mencatat hasil pengamatan, membandingkan, dan
menyimpulkan). Sedangkan setelah RP 3, siswa diberi postes (tes produk, tes
keterampilan proses) serta angket respon siswa terhadap implementasi pembelajaran
dengan menerapkan model induktif dan perangkat pembelajaran yang digunakan.
Dalam uji coba 2 yang dilaksanakan di kelas IV SDN Sentul I
Tembelang Jombang, peneliti bertindak sebagai guru pada implementasi RP 1 dan
RP 2, sedangkan RP 3 dilaksanakan oleh guru mitra. Sebelum pelaksanaan
pembelajaran RP 1, siswa diberi pretes yang terdiri atas tes produk dan tes
keterampilan proses (pengamatan, mencatat hasil pengamatan, membandingkan, dan
menyimpulkan). Sedangkan setelah RP 3, siswa diberi postes (tes produk, tes
keterampilan proses) serta angket respon siswa terhadap implementasi
pembelajaran dengan menerapkan model induktif dan perangkat pembelajaran yang
digunakan.
A.
Hasil Pengembangan Perangkat
Pembelajaran
Perangkat
pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini terdiri atas :
1.
Buku Siswa
Buku siswa dikembangkan sebagai sumber belajar dan panduan
siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun pembelajaran mandiri. Buku
siswa berisi tentang materi pokok Bagian-bagian Tumbuhan yang di dalamnya
terdapat pembahasan konsep, aktivitas siswa, olah pikir, simpulan, berpikir
kritis, dan gambar.
2.
Buku Kegiatan Siswa
Buku kegiatan siswa digunakan sebagai panduan siswa selama
mengikuti kegiatan belajar mengajar, tempat mencatat data hasil pengamatan,
serta tempat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari buku siswa. Buku ini berisi
aktivitas siswa, tempat mencatat data hasil aktivitas, pertanyaan beserta
tempat menjawab pertanyaan, dan tempat mengerjakan olah pikir yang terdapat
pada buku siswa.
3.
Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran yang dikembangkan digunakan sebagai
pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Terdiri atas 3 Rencana
Pembelajaran yaitu RP 1 tentang Ciri-ciri Tumbuhan, RP 2 tentang Membandingkan
bagian-bagian tumbuhan, dan RP 3 tentang Fungsi akar dan daun. Langkah-langkah
pembelajaran dalam setiap RP mengacu pada fase-fase model pembelajaran induktif
dalam Eggen dan Kauchak (1996).
4.
Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar dikembangkan sebagai alat untuk mengukur
ketuntasan hasil belajar siswa. Tes hasil belajar terdiri dari tes produk dan
tes keterampilan proses.
Tes keterampilan proses terdiri atas tes pengamatan,
mencatat data hasil pengamatan, membandingkan dan merumuskan simpulan.
Masing-masing tes terdiri atas komponen jenis kegiatan, alat dan bahan,
prosedur, tempat, mencatat hasil kegiatan, dan rubrik penilaian.
Untuk mengukur ketuntasan hasil belajar, menggunakan tingkat
ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh Diknas (2003) yakni ketuntasan baik
individu maupun klasikal adalah lebih besar atau sama dengan 75%.
B.
Hasil Implementasi Perangkat
Pembelajaran dengan Menggunakan Model Induktif
Implementasi perangkat pembelajaran
dengan menggunakan model induktif terdiri atas simulasi uji coba 1, dan uji
coba 2. Kegiatan uji coba 1 dan uji coba 2 masing-masing dilaksanakan sebanyak
3 kali pertemuan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru dan
siswa dalam kegiatan pembelajaran, hasil belajar siswa yang berupa hasil
belajar produk dan keterampilan proses, keterlaksanaan kegiatan pembelajaran
dengan menerapkan model induktif, pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan
model induktif oleh guru, hambatan-hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan
pembelajaran, serta respon guru dan siswa terhadap kegiatan pembelajaran dan
perangkat pembelajaran.
1. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model induktif diamati oleh
dua orang pengamat pada uji coba 1 dan empat orang pengamat pada uji coba 2.
Aktivitas siswa yang diamati meliputi mengamati contoh yang diberikan oleh
guru, mencatat data hasil pengamatan, mendengarkan penjelasan guru, berdiskusi
antar siswa, bertanya atau menjawab pertanyaan guru atau siswa,
mengkomunikasikan hasil pengamatan, merumuskan simpulan, dan perilaku yang
tidak relevan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
2. Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran
Pengamatan
dilakukan oleh dua orang pengamat. Aktivitas guru yang diamati meliputi
memotivasi siswa, menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan pokok bahasan,
memberitahukan tujuan, menginformasikan garis besar kegiatan pembelajaran,
memberi contoh, membimbing siswa melakukan pengamatan, membimbing diskusi,
membimbing merumuskan simpulan, membimbing memberi contoh aplikasi konsep dan
tindak lanjut.
Dalam
kegiatan pembelajaran, guru tidak menjelaskan konsep-konsep sains secara
langsung pada siswa tapi guru aktif membimbing siswa dalam melakukan pengamatan
terhadap contoh-contoh yang diberikan oleh guru, mencatat hasil pengamatan dan
selanjutnya siswa dibimbing dalam diskusi untuk menemukan karakteristik konsep
sampai memperoleh suatu simpulan. Kegiatan pembelajaran dalam kelas tidak
berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa.
3. Keterlaksanaan Pembelajaran Dengan
Menerapkan Model Induktif
Keterlaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan model induktif direkam dengan menggunakan
Instrumen 1 yang diamati oleh dua orang pengamat. Pengamatan terhadap
keterlaksanaan pembelajaran meliputi pelaksanaan fase-fase model pembelajaran
induktif yang dilakukan guru selama kegiatan pembelajaran dalam kelas.
4. Pengelolaan Pembelajaran Dalam
Menerapkan Model Induktif
Pengelolaan
pembelajaran sains yang dilakukan guru dengan menerapkan model induktif direkam
dengan menggunakan Instrumen 3. pengamatan dilakukan oleh dua orang pengamat.
Pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru setiap fase pembelajaran model induktif
pada uji coba 1 adalah sebagai berikut :
1) Fase pengenalan pelajaran yang
terdiri atas : memotivasi siswa, menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan
pokok bahasan, memberitahukan tujuan, menginformasikan secara garis besar
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa selama proses pembelajaran.
2) Fase terbuka yang terdiri atas:
memberi contoh yang sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran,
membimbing siswa melakukan observasi dengan pertanyaan terbuka.
3) Fase konvergen yang terdiri atas:
membimbing siswa dalam menyajikan pengamatan, membimbing diskusi.
4) Fase clousure yang terdiri
atas: membimbing siswa dalam merumuskan simpulan.
5) Fase aplikasi yang terdiri atas:
membimbing siswa agar dapat memberi contoh aplikasi dari konsep.
5. Respon Siswa Terhadap Kegiatan
Pembelajaran dan Perangkat Pembelajaran
Respon
siswa terhadap kegiatan pembelajaran dan perangkat pembelajaran sains dengan
menerapkan model induktif adalah baik. Hal ini terbukti pada uji coba 1 dan 2,
respon siswa 100% menyatakan senang terhadap materi pelajaran yang diberikan
guru, contoh yang diberikan guru, aktivitas belajar di kelas, cara guru
mengajar, buku siswa, buku kegiatan siswa, serta suasana kepada pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung dan mengganggap cara mengajar guru merupakan
hal yang baru. Hal ini terlihat pada angket yang telah diisi oleh siswa
(lampiran 2).
6. Respon Guru Mitra
Guru mitra menyatakan model
pembelajaran induktif perlu dan layak dikembangkan untuk pokok bahasan lainnya
melalu kegiatan pengembangan perangka dan pelatihan. Siswa yang mempunyai
kemampuan rata-rata ke bawah dan rata-rata ke atas memperoleh keuntungan atau
manfaat dari perangkat ini dengan alasan dapat menunjang prestasi belajar
siswa, dapat meringankan beban guru dalam kegiatan pembelajaran, anak akan
mulai belajar dari yang sederhana dan kongkret, serta anak akan mengerti proses
sains secara nyata. Guru mitra juga memperoleh kemudahan dari perangkat
pembelajaran yang dikembangkan karena dinilai sangat lengkap untuk memandu
kegiatan belajar mengajar di kelas.
Hambatan yang dialami selama kegiatan
pembelajaran adalah belum terbiasanya guru mitra melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan model induktif sehingga pada awal pertemuan RP
1, pembelajaran yang dilakukan oleh guru mitra masih kelihatan canggung serta
ada beberapa langkah yang tidak dilaksanakan. Tapi pada pembelajaran RP
berikutnya kegiatan pembelajaran sudah berlangsung dengan baik. Disamping itu
suasana ruangan juga kurang memadai karena kurang luas sehingga anak tidak
dapat leluasa bergerak. Kadang-kadang anak yang hiperaktif dan kemampuannya
kurang mengganggu pelaksanaan kegiatan pembelajaran tetapi semuanya dapat
dikendalikan oleh guru dengan baik. Penataan meja dan kursi siswa yang
disesuaikan dengan kebutuhan pada saat pembelajaran juga mengalami kesulitan
karena meja dan kursi siswa terlalu berat untuk dapat dipindahkan oleh siswa
sendiri.
7. Tes Hasil Belajar
a. Tes Produk
Tes produk dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui penguasaan materi ajar oleh siswa. Tes produk
dilaksanakan dua kali yaitu pretes yang dilaksanakan sebelum pembelajaran RP 1
dan postes yang dilaksanakan setelah pembelajaran RP 3.
b. Tes Keterampilan Proses
Hasil tes keterampilan proses
diperoleh melalui pretes dan postes. Keterampilan proses yang diujikan meliputi
keterampilan pengamatan, mencatat hasil pengamatan, membandingkan, dan membuat
simpulan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Dari hasil kegiatan uji coba perangkat pembelajaran dengan
menerapkan model induktif dapat disimpulkan bahwa penerapan model induktif yang
dipandu dengan perangkat pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar sains di Sekolah Dasar. Hal ini dapat dilihat dari :
1.
Aktifitas guru dalam proses belajar
mengajar sains di SD dengan menggunakan model induktif yang dominan adalah
membimbing siswa dalam melakukan pengamatan, membimbing siswa berdiskusi dan
membimbing siswa dalam merumuskan simpulan. Sedangkan aktivitas siswa yang
dominan selama mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model
induktif adalah mengamati contoh yang diberikan oleh guru, berdiskusi antar
teman, dan mencatat hasil pengamatan.
2.
Penerapan model pembelajaran
induktif dalam pembelajaran sains di SD dapat meningkatkan keterampilan proses
siswa SD.
3.
Hasil belajar siswa pada
pembelajaran sains SD dengan menerapkan model induktif mengalami peningkatan
bila dilihat dari skor pretes dan postes baik hasil belajar produk maupun proses.
Hal ini dapat dilihat dari ketuntatasan belajar siswa, pada saat pretes belum
mencapai ketuntasan baik secara individual maupun klasikal, sedangkan saat
postes sudah mencapai ketuntasan baik secara individu maupun klasikal.
4.
Guru dapat mengelola pembelajaran
dengan baik pada saat menerapkan model induktif dalam pembelajaran sains.
5.
Proses belajar mengajar sains di SD
dengan menerapkan model induktif dapat terlaksana secara baik.
6.
Guru mitra dan siswa merespon dengan
baik pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model induktif yang dipandu
dengan perangkat pembelajaran. Pada umumnya siswa merasa senang dengan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan ingin mengikuti pembelajaran sains
dengan menggunakan model induktif pada pokok bahasan berikutnya. Guru mitra
menyatakan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan sangat membantu dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas dan menginginkan adanya pengembangan
perangkat pembelajaran untuk pokok bahasan berikutnya.
B. Saran
Berdasarkan hasil implementasi uji
coba 1 dan uji coba 2, maka diberikan beberapa saran sebagai berikut :
1.
Salah satu kunci keberhasilan
penerapan model induktif dalam pembelajaran sains adalah pemberian contoh yang
sesuai, oleh karena itu pada saat guru menerapkan model induktif harus lebih
selektif dalam memilih contoh.
2.
Bimbingan guru melalui pertanyaan
sangat berperan dalam penerapan model induktif, sehingga guru dituntut trampil
untuk bertanya.
3.
Mengingat perangkat pembelajaran
sangat dibutuhkan oleh guru SD untuk memudahkan mereka dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas, maka diperlukan suatu kegiatan pengembangan
perangkat pembelajaran dan pelatihan yang melibatkan guru-guru SD.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiana, L.I. 2004. “Pengembangan Silabus Kurikulum
Berbasis Kompetensi”. Makalah disampaikan pada Finalisasi Lokakarya
Pengembangan Silabus KBK Universitas Negeri Surabaya.
Dahar, R.W. 1989. Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdikbud. 1994. Kurikulum IPA di Sekolah Dasar.
Jakarta: Depdikbud.
Diknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Diknas.
Eggen, D.D & Kauchak, D.P. 1996. Strategies for
Teacher. Boston: Allyn and Bacon.
Iskandar, M.S. 1996/1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Guru Sekolah Dasar.
Sudjana, N. 1988. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Tjitrosoepomo, G. 2000. Morfolofi Tumbuhan.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar